Makin lama harga BBM semakin melambung, pa lagi sedikit demi sedikit subsidi dikurangi, lama lama harganya naik kebukit, kalo agan juragan minyak seh, kagak masalah, tapi buat brother yang berkantong dalam seh, ngasih minum tunggangannya pasti diitung itung berkali kali pake kalkulator, wkwkwk, . .
Ini nih, sedikit share gimana caranya agar tunggangan kita ga cepet haus. Banyak sih caranya, ada yang pake alat pengirit, ada yang disetel karbu pa enginenya, kalo dinyalaain malah kaya kuda dicekik, macem macem deh caranya, dari yang paling halus mpe paling sadis. Btw, ni artikel mo lebih menekankan pada sikap kita berkendara, karena gimanapun juga, sikap kita dalam memperlakukan si doi juga berpengaruh terhadap kuantitas konsumsi bbmnya. Langsung aja gan, tarik ke TKP, . .
Hindari memanaskan mesin terlalu lama sebelum berkendara. Selama mesin bekerja maka bahan bakar tetap terkirim, sehingga banyak BBM yang terbuang sia-sia.
Pertahankan kecepatan kendaraan sedapat mungkin sekitar 70 ~ 80 km/jam atau RPM di bawah 3000.
Hindari kecepatan tinggi yang tidak perlu semakin tinggi kecepatan sebanding dengan tingginya putaran mesin sehingga bahan bakar minyak yang harus dikirimpun semakin besar.
Sesuaikan gigi percepatan dengan kecepatan kendaraan, gunakan gigi rendah untuk menjalankan kendaraan pertama kali.
Contoh: Gigi 1 Kecepatan 0-20 km/jam
Gigi 2 Kecepatan 20-40 km/jam
Gigi 3 Kecepatan 40-60 km/jam
Gigi 4 Kecepatan 60-90 km/jam
Gigi 5 Kecepatan 90 ~ km/jam
Lakukan akselerasi/penekanan pedal gas secara perlahan (bertahap), jangan melakukan secara tiba-tiba karena dapat mengakibatkan terjadinya penambahan bahan bakar secara berlebihan.
Hindari muatan yang berlebihan. Untuk membawa beban yang besar dibutuhkan tenaga yang besar yang berarti bahan bakar yang seimbang.
Matikan mesin saat kendaraan berhenti dalam waktu lama (parkir).
Aktifkan penyejuk udara (AC) dengan temperatur yang tidak terlalu rendah. Hal ini akan membuat kerja kompresor tidak terlalu lama (atau matikan bila perlu).
Jangan meletakkan kaki kiri pada pedal kopling saat berkendara atau berkendara dengan setengah kopling. Ini akan mengakibatkan tenaga mesin tidak sepenuhnya tersalurkan untuk menggerakkan kendaraan.
Gunakan bahan bakar sesuai nilai oktan yang disarankan oleh produsen. Nilai oktan bahan bakar akan menentukan pembakaran yang sempurna, sehingga sangat berpengaruh terhadap tenaga yang dihasilkan oleh mesin.
Gunakan ban dengan kembang dan tekanan angin yang tepat.
Sepuluh tahun lalu mungkin Anda bisa memasalahkan rem mobil yang masih teromol, belum cakram. Atau juga mengeluhkan kurang pakemnya rem di saat darurat. Sekarang hal itu bukan lagi isu utama.
Kemampuan peranti pengereman tidak lagi diukur dari berapa kuat ia melambatkan putaran roda. Lebih dari itu, rem masa kini dituntut untuk memiliki kecerdasan bagai robot. Di berbagai keadaan, fungsinya harus digandakan sekaligus sebagai penopang kenyamanan dan stabilitas berkendara total.
Sebagai pemilik, tentu saja Anda berhak tahu sepintar apa rem mobil Anda. Memaksimalkan fungsinya dapat membuat perjalanan makin menyenangkan dan aman. Berikut kami kupas beberapa teknologi rem yang sudah bisa dinikmati konsumen.
ABS
Pengereman keras hingga roda berhenti sementara mobil masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali. Di sinilah ABS (anti-lock braking system) unjuk gigi.
Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar.
Proses itu berlangsung sangat cepat – bisa mencapai 15 kali per detik. Efeknya, mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.
EBD
Electronic brake-force distribution (EBD) membantu ABS menjalankan tugasnya. Alat ini akan mendeteksi ban mana yang sudah kehilangan traksi, selanjutnya tenaga pengereman akan diarahkan ke ban yang masih memiliki cengkeraman.
Proses pengereman pun makin stabil karena daya cengkeram di tiap ban menjadi seimbang.
BA
Anda tak perlu berotot besi untuk mengoperasikan rem sekeras mungkin. Ketika pedal rem baru saja diinjak dengan cepat, BA alias brake assist serta merta membantu menambah tekanan rem ke titik maksimal – tak perlu sampai injakan penuh. Tentu saja BA baru aman digunakan jika ada ABS di sampingnya.
SBC
Mercedes-Benz mengembangkan sistem SBC (Sensotronic Brake Control) untuk kenyamanan pengemudinya. Selain menyesuaikan tekanan piston rem sesuai ritme pijakan pedal, SBC juga dapat membuat kemacetan terasa tak melelahkan.
SBC-H (Hold) berperan menginjak terus rem ketika mobil berhenti – membuat Anda tak perlu menarik rem tangan. Sedang SBC-S akan melambatkan mobil hingga berhenti ketika gas dilepas. Dalam pemakaian normal, kemacetan bisa dilalui tanpa menekan pedal rem.
HDC
Fitur ini biasanya dimiliki SUV modern. Kependekan dari hill descent control, HDC berfungsi menjaga kecepatan mobil di turunan. Apapun jenis turunan yang dilalui, HDC membuat kecepatan mobil tak lebih dari 5-10 km/jam – tergantung kecuraman. Hal ini sangat membantu mobil agar tetap terkendali di kondisi ekstrem.
Stand-by Brake
Pada model Seri-3, BMW menerapkan sistem ini. Cara kerjanya simpel, ketika pedal gas diangkat mendadak, kampas rem akan didekatkan ke piringan cakram. Jadi, ketika pedal rem diinjak sedikit saja, rem pun dengan sigap bekerja.
Stability control
Meski bernama cukup keren, sebenarnya stability control juga menggunakan rem sebagai ujung tombak dalam menjalankan fungsinya. Ketika mendeteksi ada ketidakberesan stabilitas mobil – seperti spin berlebihan atau melintir, sistem ini akan mengatur tenaga mesin.
Dalam hitungan mikrodetik, stability control langsung mengerem tiap ban dengan tekanan berbeda-beda – dengan maksud mengubah arah mobil jika diperlukan. Jadi, dalam keadaan melintir paling parah pun, tanpa perlu kepiawaian pengemudi sistem ini akan menghilangkan gejala itu dalam sekejap.
·Gesekan akan bertambah sesuaidengan pembagian beban pada ban
JENIS REM
Berdasarkan tenaga yang digunakan:
Rem mekanik(mechanical brake)
Rem hidrolik(hydraulic brake)
Rem booster(booster brake)
Rem udara(air brake)
Rem vakum(vacuum brake)
Rem gas buang (exhaust brake)
Rem udara tekan hidrolik (air over hydraulic brake)
Rem ABS(antilock brake system)
Berdasarkan komponen yangdioperasionalkan:
Rem teromol(drum brake)
Rem cakram (disc brake)
KOMPONEN REM HIDROLIK(teromol)
Pedal rem
Master cylinder
Pipa rem
Teromol
Wheel cylinder
Sepatu rem
(Katup P)
(Katup LSPV)
PEDAL REM
Atur ketinggian pedal dari lantai
Ukur tinggi pedal.
Lipat karpet di bawah pedal rem dengan menggunakan penggaris, ukur jarak antara bagian atas pedal dan lantai.
Biasanya tinggi pedal rem tidak berubah secara drastis. Namun apabila tidak berada di dalam nilai spesifikasi, lakukan penyetelan menurut prosedur dibawah ini.
Stel tinggi pedal.
Lepaskan soket (1) yakni kabel untuk swit lampu rem (2).
Kendorkan mur pengunci (3) swit lampu rem dan putar swit beberapa putaran.
Kendorkan mur pengunci (4) push rod (5) dan stel tinggi pedal dengan memutar push rod.
Putar kembali swit lampu rem sampai stopper pedal sedikit menyentuh pelindung, kemudian kencangkan mur pengunci.
Pasangkan kembali soket penghubung kabel swit lampu rem.
Stel gerak bebas pedal rem.
Atur kebebasan pedal
Periksa gerak bebas pedal rem.
Setelah mesin dimatikan, bebaskanlah kevakuman yang terdapat di dalam booster rem dengan jalan menginjak pedal rem sampai jarak cadangan pedal tidak berubah lagi dengan tekanan pedal yang sama.
Jika masih terdapat vakum di dalam booster, gerak bebas pedal rem yang sebenarnya tidak dapat diketahui.
Dengan perlahan pedal rem ditekan dengan jari sampai terasa ada tahanan kemudian ukurlah langkah pedal.
Stel gerak bebas pedal rem.
Jika gerak bebas pedal rem tidak dalam spesifikasi kendorkan mur (A) dari push rod pada master silinder (B). Penyetelan dilakukan dengan memutar-mutar push rod.
Kencangkan mur dan ukur gerak bebas sekali lagi.
Periksa bahwa lampu rem menyala bila pedal rem ditekan dan lampu rem mati apabila pedal dibebaskan
MASTER SILINDER
Cara Kerja Master Cylinder
uPedal Rem Bebas
* Piston diam
*Primary cup pada posisi sedikit di depan inlet port.
* Ruang silinder depan primary cup dan di sekeliling piston penuhdengan minyak rem.
uPedal rem ditekan
*Piston bergerak ke depan.
*Bila primary cup telah melewaticompensatingport, maka minyak rem di ruangdepansilinder tertekan dan membuka outlet valve.
* Minyak rem mengalir ke silinder roda dan menekan kanvas rem sehingga rem bekerja
uPedal rem dilepas:
* Piston bergerak ke belakang (krn.return spring).
* Primary cup mengerut,mk. minyak rem di sekeliling piston mengalir lewat port pada permukaan piston ke ruang silinderdepan.
* Sebagian minyak rem dari silinder rodakembali ke ruang silinder depan sampaioutlet valve tertutup
Jenis Master Silinder :
SINGLE MASTER CYLINDER
·Digunakan untuk melayani sistemhidrolis untuk keempat wheel cylinder/caliper.
·Kelemahan:
Bila terjadi kebocoran oli pada salah satu bagian maka secara keseluruhanakan mengganggu kinerja ke empat wheel cylinder/caliper.
TANDEM / DOUBLE MASTER CYLINDER
·Digunakan untuk melayani sistem hidrolis rem bagian depan terpisah dengan bagian belakang atau Bagian kanan depan-kiri belakang terpisah dengan kiri depan-kanan belakang.
·Kelebihan:
Bila terjadi kebocoran oli bagian depan maka sistem hidrolis rem bagian belakang masih dapat bekerja atau bila sistem pemipaan diagonal, bila terjadi kebocoran oli salah satu diagonal maka sistem hidrolis pada diagonal lainnya masih tetap dapat bekerja
FLEXIBLE HOSE/SLANG FLESIBLE
menghubungkan pipa rem dan rem roda untuk mengimbangi gerakan suspensi.
Pipa – pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master silinder ke ke rem.
TEROMOL
Bagian – bagian rem tromol :
1.Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2.Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder;
3.Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4.Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5.Pen pegas penahan sepatu;
6.Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7.Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8.Tuas penyetel.
PRINSIP KERJA TEROMOL
1.TIPE LEADING AND TRAILING
uKELEBIHAN:
Konstruksi sederhana
Jumlah komponan sedikit (Wheel Cylinder 1 bh. dan return spring 1 bh.)
uKEKURANGAN:
Keausan kampas rem depan(leading) lebih banyak dari pada kampas rem belakang(trailing).(Karena adanya self energizing effect)
Kausan kampas rem masing-masing tidak simetris (Bagian atas lebih banyak dari pada bagian bawah)
Pengereman kurang pakem.
2.TIPE TWO LEADING-SINGLE ACTION
uKELEBIHAN:
Keausan kampas rem depan dan belakang simetris.
Pengereman agak lebih pakem
uKEKURANGAN:
Keausan kampas rem bagian atas tidak sama dengan bagian bawah.
Komponen lebih banyak (Wheel cylinder 2 bh. dan compression spring 2 bh.)
3.TIPE TWO LEADING-DOUBLE ACTION
uKELEBIHAN:
Pengereman lebih pakem.
Keausan kampas rem simetris dan merata.
uKEKURANGAN:
Komponen lebih banyak (Wheel cylinder 2 bh.dan return spring 2 bh.)
4.TIPE UNI SERVO
uKELEBIHAN:
1.Pengereman lebih pakem
uKEKURANGAN:
1.Komponen lebih banyak (wheel cylinder 1 bh. servo 1 bh.dan return spring 3 bh,)
2.Keausan kampas rem kurang simetris
5.TIPE DUO SERVO
uKELEBIHAN:
Pengereman paling pakem
Keausan kampas rem simetris dan merata
uKEKURANGAN:
Komponen paling banyak ( wheel cylinder 2 bh., servo 1 bh. Dan compression spring 3 bh.
REM CAKRAM (DISC BRAKE)
Komponen :
Pedal rem
Master cylinder
(Power booster)
Caliper
Cakram (Disc)
· Bagian – bagian rem piringan :
1.Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan air;
2.Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman;
3.Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;
4.Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara;
5.Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;
6.Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama – sama denga pen utama, memberi tempat kepada silinder danmemungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing;
7.Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan
KEUNTUNGAN
Pengereman lebih pakem
Rem masih bekerja baik diwaktu hujan
Ekspansi panas pada disc tidak menyebabkan adanya perubahan celah brake pad
Tidak terdapat self energizing effect (tidak terjadi penarikan ke kiri/kanan waktu pengereman
Konstruksi sederhana dan brake pad dapat diganti dengan mudah
KELEMAHAN
Dibutuhkan tahanan gesek yang besar (karena luas permukaan brake pad kecil)
Diperlukan tekanan hidrolik yang tinggi untuk pengereman sempurna
Kemungkinan brake pad macet karena piston mudah karat (kondisi terbuka/kena air hujan)
TYPE DISC BRAKE
1.TIPE FLOATING CALIPER (SINGLE PISTON)
2.TIPE FIXED CALIPER (DOUBLE PISTON)
WHEEL CYLINDER (Silinder Roda)
1.WHEEL CYLINDER TIPE DOUBLE PISTON
2.WHEEL CYLINDER TIPE SINGLE PISTON
KATUP P(proportioning valve)
Fungsi :
Menurunkan tekanan hidrolis pada
silinder roda belakang secaraotomatis saat pengereman,sehingga gayapengereman pada rd.belakang berkurang.
·Letak: di antara roda depan kiri dan kanan
KATUP LSPV(Load Sensing Proportioning Valve)
·Fungsi :
Merubah tekanan awal split pointdari roda-roda belakang sesuai dengan beban
·Letak: di antara roda belakang kiri dan roda kanan
BOSTER REM
merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga yang diperlukan pengemudi dalam pengereman.
Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol.
Komponen – komponen boster rem :
1.Piston;
2.Diaphragm spring;
3.Push rod;
4.Diaphragm;
5.Air cleaner element;
6.Vacuum.
AIR BLEEDING
Adalah teknik untuk mengeluarkanudaradari sistem hidrolis rem.
Langkah Air Bleeding :
uPasang selang plastik pada baut bleederdan ujung selang dimasukkan ke cawan/kaleng.
uKocok pedal rem, lalu ditahan.
uKendorkan baut bleeder.
uAmati pancaran minyak rem apakah adagelembung udaranya.Bila ya makadilanjutkan:
uKecangkan baut bleeder.
uUlangi langkah pengocokan pedal rem dan tahan
uKendorkan baut bleeder.
uAmati apakah pancaran minyak rem tidak ada gelembung udara, maka kencangkan baut bleeder.
uSelesai.
TEKNIK PENYETELAN CELAH KAMPAS REM
1.Secara Manual
Dongkrak roda
Lepas roda
Lepas tutup karet pada bagian belakang backplate
Ungkit/putar sprocket dengan obeng lewatlubang penyetel, sambil memutar teromol
Lakukan langkah no.4 sampai teromol tidakdapat diputar.
Putar sprocket dalam arah berlawanan antara 2-4 klick.
Pasang kembali roda
Lakukan uji coba
2.Secara Otomatis
·Tipe 1: Mobil dijalankan maju. Caranya:Pedalremdikocok(Tekan dan lepas) sampai tercapai posisi yang tepat
·Tipe 2 : Mobil dijalankan mundur
Caranya:Pedal rem dikocok(Tekan dan lepas) sampai tercapai posisi yang tepat
·Tipe 3 : Mobil diparkir
Caranya: Lever/tuas rem parkir ditarik dan dilepas berulang-ulang sampai tercapai posisi yang tepat
KERUSAKAN PADA SISTEM REM HIDROLIS
ØGejala : Gerakan pedal rem terlalu
dekat dengan lantai
ØPenyebab:
1.Minyak rem pada master cylinder terlalu rendah
2.Kanvas rem (lining) rem sudah aus
3.Sepatu rem terpasang tidak sebagaimana mestinya
4.Kebocoran pada wheel cylinder
5.Kanvas rem kendor atau pecah
6.Kebocoran atau keausan pada master cylinder
7.Ada udara dalam sistem hidrolisnya(masuk angin)
8.Self adjuster tidak bekerja
ØGejala: Semua rem seret(bhs Jawa)
ØPenyebab :
1.Rem parkir terpasang
2.Wheel cylinder macet
3.Pegas pengembali sepatu rem lemah atau patah
4.Pedal rem macet
5.Seal master cylinder macet
6.Penyetelan push rod master cylinder tidak tepat
7.Lubang kompensasi pada master cylinder tersumbat.
ØGejala: Rem membanting kesatu arah
ØPenyebab :
1.Bearing roda depan kendor/rusak
2.Teromol tidak bulat (nganthong)
3.Celah sepatu rem pada salah satu teromol terlalu rapat
4.Pegas pengembali lemah/patah
5.Tekanan ban tidak sama antara roda kiri dan roda kanan
6.FWA tidak tepat
ØGejala : Injakan pedal rem terlalu kasar
ØPenyebab :
1.Ada udara dalam sistem hidrolis
2.Teromol aus atau retak
3.Minyak tidak sesuai (titik didih rendah)
ØGejala : Roda terkunci
ØPenyebab :
1.Kanvas rem kendor/lepas
2.Seal wheel cylinder macet
3.Backing plate kendor
4.Setelan bearing tidak tepat
ØGejala : Rem selip
ØPenyebab :
1.Ada gemuk/minyak rem pada kanvas
2.Backing plate kendor
3.Teromol tidak bulat
4.Teromol cacat.
REM BOOSTER
Adalah sistem rem yang memanfaatkan tenaga vakum pada intake manifold untuk memperingan tenaga pijak pedal rem.
Komponen rem booster sama seperti sistem rem hidrolis pada umumnya tetapi ditambah dengan komponen: Power Booster
TIPE REM BOOSTER
ØTipe Bendix
Konstruksi: Selang vakum dipasang di antara intake manifold dengan bagian power booster yang dekat dengan pedal rem
ØTipe Mercury
Konstruksi: Selang vakum dipasang di antara intake manifold dengan bagian power booster yang dekat dengan master cylinder
TEKNIK PEMERIKSAAN KEBOCORAN DIAFRAGMA (pd boster)
1.Pedal rem diinjak penuh kemudian ditahan
2.Mobil dihidupkan
3.Rasakan injakan pedal rem, apakah diam atau bergetar
4.Bila diam, maka diafragma kondisi bocor
5.Bila bergetar, maka diafragma kondisi baik
REM GAS BUANG(EXHAUST BRAKE)
·Adalah sistem rem yang menggunakan gas buang untuk melakukan pengeremen
·Prinsip Kerja:
Menahan laju gas buang pada exhaust manifold
uSyarat Operasional Exhaust Brake
Main switch posisi ON
Gigi transmisi tidak posisi neutral
Laju kendaraan ≥ 15 km/jam
uCara Operasional
Pedal gas posisi bebas (released position)
2.Pedal kopling posisi bebas (released position)
TIPE EXHAUST BRAKE
VACUUM BRAKE(Rem Vakum)
Adalah sistem rem yang menggunakan tenaga vakum untuk menggerakkan/mengopersionalkan rem
Keuntungan : Daya pengereman pakem
Penggunaan: Truck
AIR BRAKE(Rem Udara)
Adalah sistem rem yang menggunakan tenaga udara (air compressed) untuk menggerakan /mengoperasionalkan rem
Keuntungan : Rem pakem
Kelemahan :
1.Bekerja secara mendadak
2.Bila ada kebocoran udara akan mengganggu sistem rem
3.Penggunaan : Truck
AIR OVER HIDROLIK
Adalah sistem rem yang menggabungkan antara rem udara dengan rem hidrolis